Powered By Blogger

Jumat, 19 September 2014

GEBRAKAN BARU MENDIK KAGETKAN WARGA AL-IHSAN

Bandung (El-Qalam)
(26/06) Pondok Pesantren Al-ihsan yang bertempat di Jl. Cibiru hilir no.23 Cileunyi mengadakan acara penutupan pengajian intensif. Program ini merupakan salah satu program kerja Departement Pendidikan OSPAI Pusat yang kini menjadi sebuah tradisi yang tak pernah lekang di setiap tahunnya. Sebelum menginjak liburan semester, santri diwajibkan untuk mengikuti pengajian ini hingga selesai. Biasanya pengajian intensif ini di laksanakan 10-15 hari. “ Ya, tujuannya untuk memanfaatkan waktu saja, dari pada liburan di manfaatkan dengan hal-hal yang tidak bermanfaat mendingan kita isi dengan pengajian” ungkap Pak Haji, pimpinan Pondok Pesantren Al-ihsan. Pengajian intensif kali ini di mulai sejak 17 hingga 25 Juni 2010, acara penutupan ini dimeriahkan oleh Talkshow “Ada apa dengan OSPAI?”, 1800 Detik menjelajahi Al-Quran, dan nonton bareng Film “Gie”. Acara di mulai dari pukul 16.00-17.45 dan di sambung setelah magrhib hingga selesai.
Ada warna yang berbeda dalam pekan pengajian intensif kali ini, yakni santri tidak hanya di tuntut untuk mengikuti pengajian intensif secara maksimal namun di wajibkan juga untuk mengikuti ujian mata pelajaran yang telah di aji selama di Pondok Pesantren. Santri yang hanya di wajibkan mengikuti pengajian, kini di tuntut untuk menjalaskan apa yang telah ia pelajari dalam ujian tersebut. Gebrakan baru dari Aulia Ramdan, menteri pendidikan kabinet “Intelektual Progressif” ini menuai respon yang beragam. Ada beberapa santri yang senang, kaget, takut, atau bahkan mengeluh. Sebut saja Siti Masithoh atau yang akrab di sebut “Itoh”, ia mengungkapkan sedikit keberatan atas diadakannnya ujian ini,” Saya kan baru pertama mondok, masa udah di test kayak gini, membaca kitab gundul kayak gini” ungkapnya sambil mencoba memahami kitab yang akan di ujikan. Pasalnya ujian ini wajib dilaksanakan oleh seluruh santri, tanpa terkecuali. Baik yang pernah mondok sebelumnya atau belum. Tidak hanya itu, santri yang tidak bisa mengikuti ujian karena suatu halangan di wajibkan mengikuti ujian susulan layaknya ujian di kampus. Namun ada beberapa santri yang merespon positif program ini “ Ya baguslah, supaya kita tidak terlalu nyantai, jadi ada tuntutan harus bisa gitu” celetuk Zaidah, mahasiswi jurusan Bahasa dan Sastra Arab ini. Hal senada di ungkapkan pula oleh Anis, mahasiswa PAI semester 6 “ Kalo menurut saya mah bagus banget, karena jadi motivasi, walaupun awalnya jadi beban” ucapnya serius.
Tak hanya itu, Departement Pendidikan pun memberikan penghargaan kepada santri-santri yang berprestasi dari tiap kelasnya. Untuk Juara 1 hingga ke 3 dari kelas 1 diraih oleh F. Ika Ningrum, Siti Asiah, dan Ihsan. Sedangkan dari kelas 2 yakni Aep Saepullah, Neneng Muslimah, dan Alfi Al-fathoni. Dan dari kelas 3 yaitu Siti Nurjannah, Aulia Ramdan, dan Dani Suwandi. Dan Penganugerahan title santri teladan 2010 di raih oleh Sandi Nurjaman.
Usaha Departement pendidikan ini patut di acungi jempol. Bagaimana tidak, penyuguhan pendidikan kali ini di kemas dengan berbagai cara hingga mencambuk santri untuk makin giat mengikuti pengajian, sesuai dengan misi Aab AbdulWahab, presiden OSPAI 2009-2010 ketika verifikasi capres (kampanye) “Misi saya tidak macam-macam, hanya ingin menumbuhkan kesadaran santri akan pentingnya pengajian, sehingga membuat pengajian itu merupakan suatu kebutuhan bukan lagi tuntutan kewajiban” Ucapnya santai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar