GEBRAKAN BARU MENDIK KAGETKAN WARGA AL-IHSAN
Bandung (El-Qalam)
(26/06)
Pondok Pesantren Al-ihsan yang bertempat di Jl. Cibiru hilir no.23
Cileunyi mengadakan acara penutupan pengajian intensif. Program ini
merupakan salah satu program kerja Departement Pendidikan OSPAI Pusat
yang kini menjadi sebuah tradisi yang tak pernah lekang di setiap
tahunnya. Sebelum menginjak liburan semester, santri diwajibkan untuk
mengikuti pengajian ini hingga selesai. Biasanya pengajian intensif ini
di laksanakan 10-15 hari. “ Ya, tujuannya untuk memanfaatkan waktu saja,
dari pada liburan di manfaatkan dengan hal-hal yang tidak bermanfaat
mendingan kita isi dengan pengajian” ungkap Pak Haji, pimpinan Pondok
Pesantren Al-ihsan. Pengajian intensif kali ini
di mulai sejak 17 hingga 25 Juni 2010, acara penutupan ini dimeriahkan
oleh Talkshow “Ada apa dengan OSPAI?”, 1800 Detik menjelajahi Al-Quran,
dan nonton bareng Film “Gie”. Acara di mulai dari pukul 16.00-17.45 dan
di sambung setelah magrhib hingga selesai.
Ada
warna yang berbeda dalam pekan pengajian intensif kali ini, yakni
santri tidak hanya di tuntut untuk mengikuti pengajian intensif secara
maksimal namun di wajibkan juga untuk mengikuti ujian mata pelajaran
yang telah di aji selama di Pondok Pesantren. Santri yang hanya di
wajibkan mengikuti pengajian, kini di tuntut untuk menjalaskan apa yang
telah ia pelajari dalam ujian tersebut. Gebrakan baru dari Aulia Ramdan,
menteri pendidikan kabinet “Intelektual Progressif” ini menuai respon
yang beragam. Ada beberapa santri yang senang, kaget, takut, atau bahkan
mengeluh. Sebut saja Siti Masithoh atau yang akrab di sebut “Itoh”, ia
mengungkapkan sedikit keberatan atas diadakannnya ujian ini,” Saya kan
baru pertama mondok, masa udah
di test kayak gini, membaca kitab gundul kayak gini” ungkapnya sambil
mencoba memahami kitab yang akan di ujikan. Pasalnya ujian ini wajib
dilaksanakan oleh seluruh santri, tanpa terkecuali. Baik yang pernah mondok
sebelumnya atau belum. Tidak hanya itu, santri yang tidak bisa
mengikuti ujian karena suatu halangan di wajibkan mengikuti ujian
susulan layaknya ujian di kampus. Namun ada beberapa santri yang
merespon positif program ini “ Ya baguslah, supaya kita tidak terlalu
nyantai, jadi ada tuntutan harus bisa gitu” celetuk Zaidah, mahasiswi
jurusan Bahasa dan Sastra Arab ini. Hal senada di ungkapkan pula oleh
Anis, mahasiswa PAI semester 6 “ Kalo menurut saya mah bagus banget, karena jadi motivasi, walaupun awalnya jadi beban” ucapnya serius.
Tak
hanya itu, Departement Pendidikan pun memberikan penghargaan kepada
santri-santri yang berprestasi dari tiap kelasnya. Untuk Juara 1 hingga
ke 3 dari kelas 1 diraih oleh F. Ika Ningrum, Siti Asiah, dan Ihsan.
Sedangkan dari kelas 2 yakni Aep Saepullah, Neneng Muslimah, dan Alfi
Al-fathoni. Dan dari kelas 3 yaitu Siti Nurjannah, Aulia Ramdan, dan
Dani Suwandi. Dan Penganugerahan title santri teladan 2010 di raih oleh
Sandi Nurjaman.
Usaha
Departement pendidikan ini patut di acungi jempol. Bagaimana tidak,
penyuguhan pendidikan kali ini di kemas dengan berbagai cara hingga
mencambuk santri untuk makin giat mengikuti pengajian, sesuai dengan
misi Aab AbdulWahab, presiden OSPAI 2009-2010 ketika verifikasi capres
(kampanye) “Misi saya tidak macam-macam, hanya ingin menumbuhkan
kesadaran santri akan pentingnya pengajian, sehingga membuat pengajian
itu merupakan suatu kebutuhan bukan lagi tuntutan kewajiban” Ucapnya
santai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar